Selasa, 18 Desember 2012

MELALUI PEMBINAAN BALITA PERKEMBANGAN ANAK DAPAT DIKETAHUI





Salah satu program yang dikembangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menciptakan ketahanan keluarga, adalah melalui kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Dengan adanya pembinaan balita maka dapat diketahui perkembangan anak secara fisik maupun mental.
Pada masa balita, orang tua mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal karena pada masa tersebut hamper seluruh sel-sel otak berkembang pesat, sehingga oerlu mempersiapkan keseimbangan antara tumbuh dan kembang anak semaksimal mungkin.
Para ahli mengatakan, masa balita merupakan masa emas, apabila pada masa tersebut anak balita tidak dibina secara baik, maka anak tersebut akan mengalami gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang nantinya dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya di masa yang akan datang.
Dalam upaya mempercepat terwujudnya keluarga yang berkualitas pemerintah daerah telah membentuk gerakan bersama antara pemerintah dengan masyarakat dalam mempersiapkan dan memelihara kesehatan, hantaran tumbuh kembang balita, deteksi dini kelainan atau kecacatan anak yang dinamakan BKB yang menjadi bagian dari Pos Pemberdayaan Keluarga (Pos Daya) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang Balita melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, emosional dan sosial dengan sebaik-baiknya. Kegiatan BKB dilakukan secara terpadu dengan kegiatan PAUD dan Posyandu.
Untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas diperlukan dukungan dari semua pihak terutama para pengelola Bina Keluarga Balita itu sendiri dan kader kelompok BKB sebagai penggerak pada lini lapangan sehingga apa yang menjadi tujuan dari program pemerintah dalam pengembangan Bina Keluarga Balita dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Sedang kelompok BKB anggotanya terdiri dari keluarga muda yang mempunyai anak balita dengan maksud setiap keluarga memberikan prioritas yang utama terhadap kesehatan balitanya agar tercapai keseimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya.
Untuk mendukung berkembangnya kelompok-kelompok BKB, maka perlu dilakukan pembekalan bagi pengelola BKB dan kader kelompok BKB dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator yang bertugas memberikan penyuluhan dan menggerakkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas kelompok BKB agar mampu mengasuh anaknya dengan baik dan benar.
Dalam memberikan penyuluhan dan arahan diperlukan keterampilan yang efektif agar materi penyuluhan dapat dipahami dengan baik pula. Melalui kegiatan pembekalan bagi pengelola Bina Keluarga Balita dan Kader Kelompok Bina Keluarga Balita diharapkan setiap keluarga mampu meningkatkan kemampuannya terutama dlam membina anak balitanya sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal melalui interaksi yasng baik antara orang tua dengan anak agar anak mempunyai kepribadian luhur, cerdas serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Olah karenanya, sebagian orang mungkin membayangkan BKB merupakan fotokopi dari Play Group, Taman Kanak-Kanak (TK) ataupun semacamnya. Padahal, BKB merupakan pengalihan kegiatan ibu dan anak dari rumah ke sanggar. Jadi, apa yang diajarkan seorang ibu kepada anaknya di rumah dikembangkan di BKB.
Di Provinsi Sumatera Utara, kegiatan BKB telah terlaksana dengan baik, namun diharapkan kepada keluarga-keluarga di Sumut khususnya di Kota Medan, jika belum paham bisa datang langsung ke PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Horas Kencana yang kantornya berada di Kantor BKKBN Sumut, jalan Gunung Krakatau No.110 Medan. Selain itu masyarakat bisa melakukan konsultasi pernikahan dan permasalahan rumah tangga lainnya.
Selain itu, disana juga konseling didominasi dari kalangan remaja dan PIK remaja maupun mahasiswa. Pelayanan PPKS disana juga melibatkan sejumlah tenaga ahli terdiri dari tenaga dokter umum, psikolog, bidan dan juga konselor yang sewaktu-waktu bisa dihadirkan jika sangat dibutuhkan.
Sangat diharapkan kepada remaja yang memiliki problema seperti di atas atau masalah lain datang untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Semua pelayanan yang diberikan gratis tanpa pungutan biaya apapun.

Realitas_Selasa 11 Desember 2012
(Wahyu P)

Logo-logo














Senin, 17 Desember 2012

PPKS FOKUS PADA LAYANAN KONSELING



BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini memiliki Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), yang nantinya akan focus pada layanan konseling. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dititikberatkan pada layanan konseling yang nantinya bias mewujudkan terbentuknya sebuah keluarga sejahtera. Keberadaan pusat konseling untuk keluarga ini sangat diperlukan mengingat keberhasilan suatu bangsa berawal dari keluarga yang sehat dan sejahtera. Layanan konseling yang terdapat di PPKS ini juga dapat melayani masyarakat yang ingin menikah (pra nikah) untuk mendapatkan konsultasi dan informasi seputar masalah pernikahan hingga lansia.
Bagi mereka yang sudah menikah bias datang ke pusat layanan untuk konsultasi jika ada masalah rumah tangga. Selain itu, untuk orang tua yang mengalami kesulitan dalam mendidik anak juga bisa mendatangi pusat pelayanan guna mendapatkan konsultasi gratis.
Seperti PPKS Horas Kencana yang dimiliki Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut dilengkapi tenaga psikolog untuk melayani masyarakat yang diharapkan rajin berkonsultasi, maka keluarga-keluarga di Indonesia khususnya di Sumut bisa menyelesaikan masalah secara baik, terutama dalam menjalani kehidupan rumah tangga dan dalam mendidik anak. Bukan hanya tenaga psikolog yang disediakan, di PPKS Horas Kencana juga di fasilitasi Bidan dan Dokter yang dapat melayani masyarakat yang membutuhkan konseling.
“Jadi, konsultasinya bisa bermacam-macam, mulai dari mereka yang baru ingin menikah hingga mereka yang telah memiliki anak,” kata Kabid KS/PK Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut, Drs. Mustofa M.Kes melalui Kasubbid Bina Ketahanan Remaja Syamsu Rizal Lubis SH. S.Sos.
Bagi masyarakat yang ingin menikah, bisa mendatangi Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) untuk mendapatkan layanan konsultasi seputar masalah pernikahan. “Bukan hanya yang sudah menikah saja dilayani, namun juga bagi yang ingin membentuk keluarga juga bisa datang ke pusat pelayanan untuk konsultasi jika ingin mengetahui permasalahan apa saja yang bakal terjadi didalam rumah tangga,”katanya.
Selain itu, untuk orangutan yang mengalami kesulitan dalam mendidik anak juga bisa mendatangi pusat pelayanan guna mendapatkan konsultasi gratis. Seperti diketahui, kehadiran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) adalah merupakan wadah kegiatan dan atau rangkaian kegiatan untuku memberikan pelayanan keluarga melalui pemberian KIE, konseling, bimbingan dan fasilitasi.
Tujuannya adalah terlaksananya penyelenggaraan pelayanan keluarga melalui Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera yang berbasis instansional untuk memberikan pelayanan informasi Kependudukan dan Keluarga, pelayanan konseling maupun pelayanan pembinaan, bimbingan dan fasilitasi kepada kelompok-kelompok Bina Keluarga dan pengurus kelompok UPPKS. Adapun sasaran yang ingin dicapai, yakni tersedianya wadah kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga dalam satu tempat, terselenggaranya pelayanan informasi Kependudukan dan Keluarga, pelayanan konseling maupun layanan pembinaan,bimbingan dan fasilitasi kepada kelompok-kelompok Bina Keluarga dan anggota UPPKS serta tersedianya tempat rujukan bagi kelompok Kelompok Keluarga Sejahtera yang berbasis masyarakat. Di PPKS ini dapat melayani informasi KKB, konseling Keluarga Remaja dan Remaja, konseling pranikah, konseling Keluarga Balita dan Balita, konseling KB dan KR, konseling Keluarga Lansia dan Lansia dan Pembinaan Usaha Ekonomi Produktif UPPKS dan konseling Khusus Keluarga(Married Counseling)

(Haslan m tambunan)
sumber : Mandiri, selasa 11 Desember 2012

TAHUN INI, PPKS ADA DI SELURUH PROVINSI


​JAKARTA, bkkbn online
 
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) tahun ini harus ada di setiap provinsi di Indonesia. Institusi ini didirikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menyelenggarakan konseling keluarga, pelayanan informasi kependudukan dan keluarga, maupun pembinaan serta fasilitas keluarga balita.
 
Menurut Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Dr Sudibyo Alimoeso, pembentukan PPKS itu selaras dengan UU Nomor 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Amanat dalam undang undang tersebut antara lain menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk meningkaktan kualitas anak, remaja, lansia, kualitas lingkungan, peningkatan akses informasi, serta  pemberdayaan keluarga.
 
“PPKS sebagai tempat untuk konseling berbagai hal. Penyelenggaraan PPKS saya minta agar segera diikuti oleh pemerintah kabupatn/kota, agar pelayanan konseling mulai permasalahan balita, anak-anak, lansia, serta pemberdayaan ekonomi keluarga segera meluas di seluruh daerah,” kata Sudibyo di Jakarta, Senin (3/12).
 
Upaya meningkatkan kualitas remaja, BKKBN tetap gencar mendorong pembentukan pusat informasi dan konseling (PIK) Remaja dan PIK Mahasiswa. “PIK Remaja, PIK Mahasiswa, itu harus semakin banyak. Karena penduduk usia muda juga menjadi perhatian khusus agar mereka berhasil melewati masa transisi sampai dia berkeluarga,” ujarnya.(kkb2)
 

BKKBN Sumut Bentuk PPKS

Starberita_Medan.
BKKBN Perwakilan Sumut membentuk satu wadah yakni Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS).dalam acara penggalangan tersebut, hadir antara lain dinas pendidikan, dinas sosial, kementerian agama, biro pemberdayaan perempuan, IBI dan organisasi lainnya.
Menurut Kabid Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Perwakilan Sumut Mustofa, merupakan program nasional yang dibentuk Oktober 2012 lalu dan di Sumut diberi nama PPKS Horas Kencana.

“PPKS merupakan satu wadah yang bertujuan untuk melakukan rujukan pelayanan sejahtera, pelayanannya hanya konseling dan kliennya dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk KB. Jadi PPKS hanya sebagai wadah untuk memperbesar hasil yang dicapai selama ini,“ ujar Mustofa  Selasa (4/11)

Dalam acara itu,sebutnya, disosialisasikan keberadaan PPKS dan diharapkan partisipasi aktip dari para mitra  untuk kegiatan operasional PPKS tersebut. “PPKS hanya memberikan pengayoman dan BKKBN menyediakan sarana dan prasarananya. Sasarannya remaja, keluarga, lansia, pasangan suami istri,” kata

Dengan terbentuknya PKKS Horas Kencana ini, Mustofa berharap secara bertahap dibentuknya PPKS di kabupaten/kota dan sampai ke tingkat lini lapangan.(ULF/MBB).

sumber : http://www.starberita.com

Rabu, 12 Desember 2012

Kesehatan reproduksi Penting Bagi Kalangan Remaja






Masa remaja, masa transisi antara kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terja di yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menenpatkan masa ini sebagai masa kritis.
Di negara-negara berkembang masa transisi ini berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat hubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda dari usia ideal menikah. Ini dikarenakan, pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak sehat seperti merokok, minum-minuman berakohol, penyalahgunaan obat narkotik, perkelahian antar-remaja atau tawuran. Yang pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan perilaku seksual yang beresiko tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
Kadangkala pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja justru sering diakibatkan ketidak harmonisan hubungan ayah-ibu, sikap orangtua yang menabukan pertanyaan anak/remaja tentang fungsi/proses reproduksi dan penyebab rangsangan seksualitas (libido), serta frekuensi tindak kekerasan anak, menyebabkan mereka jadi lepas kendali. Mereka cenderung merasa risih dan tidak mampu untuk memberikan informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi tersebut. Karenanya, mudah timbul rasa takut di kalangan orangtua dan guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu perkembangan organ reproduksi dan fungsinya justru malah mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah.
Sebagai langakah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang penyebab konsekuensi perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi dengan informasi mengenai sasaran pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular ISR/PMS. Hingga saat ini, informasi tentang kesehatan reproduksi disebarluaskan dengan pesan-pesan yang samar dan tidak fokus, terutama bila mengarah pada perilaku seksual.
Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi dengan informasi mengenai sasaran pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular ISR/PMS.
Di segi pelayanan kesehatan, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana di Indonesia hanya dirancang untuk perempuan yang telah menikah, tidak unutk remaja. Petugas kesehatan pun belum dibekali dengan keterampilan untuk melayani kebutuhan kesehatan reproduksi para remaja. Jumlah fasilitas kesehatan reproduksi yang menyeluruh untuk remaja sangat terbatas. Kalaupun ada, pemanfaatannya relative terbatas pada remaja dengan masalah kehamilan atau persalinan tidak direncanakan. Keprihatinan akan jaminan kerahasiaan (privacy) atau kemampuan membayar, dan kenyataan atau persepsi remaja terhadap sikap tidak senang yang ditunjukkan oleh pihak petugas kesehatan,  semakin membatasi akses pelayanan lebih jauh, meski pelayanan itu ada. Di samping itu, terdapat pula hembatan legal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan informasi kepada kelompok remaja.
Bahkan sebuah survey terbaru, banyakan remaja laki-laki dan remaja putrid usia 15-24 tahun, masih menganggap perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja laki-laki (49,7%) dibandingkan pada remaja putri (42,3%).
Dari survey yang sama juga didapatkan hanya 19,2% remaja yang menyadari peningkatan resiko untuk tertular PMS bila memiliki pasangan seksual lebih dari satu dan 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular HIV hanya bila berhubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK).
Saat ini, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara (BKKBN-Sumut) telah mendirikan PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera), dan sangat diharapkan kepada remaja yang memiliki problema seperti diatas datang untuk mendapatkan pelayanan. (Rizal Harahap)

Sumber  :  “MedanPos - Jum’at  07 desember  2012”

Peresmian PPKS Horas Kencana Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

( Struktur Pengelola PPKS Horas Kencana )

( Peresmian PPKS Horas Kencana )

( Gambar dari kiri : drg. Widwiyono M. kes , Drs. Benny Benu dan Drs. Mustofa M. kes )



MEDAN-Analisa l

BKKBN Perwakilan Sumut kembali membentuk satu wadah yang diberi nama Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). Wadah tersebut, menurut Kabid Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Perwakilan Sumut Mustofa merupakan program nasional yang dibentuk Oktober 2012 lalu dan di Sumut diberi nama PPKS Horas Kencana.
“PPKS merupakan satu wadah yang bertujuan melakukan rujukan pelayanan sejahtera, pelayanannya hanya konseling dan kliennya dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk KB. Jadi PPKS hanya sebagai wadah untuk memperbesar hasil yang dicapai selama ini,“ ujar Mustofa usai pelaksanaan penggalangan komitmen pembentukan PPKS dengan instansi atau mitra BKKBN provinsi Sumut, Selasa (4/11) di ruang kerjanya. Dalam acara itu, sebutnya, disosialisasikan keberadaan PPKS, dan diharapkan partisipasi aktif dari para mitra  untuk kegiatan operasional PPKS tersebut. “PPKS hanya memberikan pengayoman dan BKKBN menyediakan sarana dan prasarananya. Sasarannya remaja, keluarga, lansia, pasangan suami istri,”ucapnya.
Dengan terbentuknya PKKS Horas Kencana ini, Mustofa berharap secara bertahap dibentuknya PPKS di kabupaten/kota dan sampai ke tingkat lini lapangan. “Dalam pertemuan ini semua mitra sudah berkomitmen untuk mengkolaborasikan PPKS dalam program masing-masing,” sebutnya. Dalam acara penggalangan tersebut bilangnya, hadir antara lain dinas pendidikan, dinas sosial, kementerian agama, biro pemberdayaan perempuan, IBI dan organisasi lainnya. (uma)